
Loper, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu maknanya adalah orang yang kerjanya mengantarkan koran. Pada era media digital, peran loper mungkin meredup. Kenapa tidak menghidupkan loper pada era baru ini?
Demikian satu di antara sekian banyak gagasan saat melahirkan fitur baru yang lazim disebut chatbot. Fungsi utamanya mengotomatisasi percakapan, membuat proses pencarian lebih alamiah, manusiawi. Karena itu, ia digadang menjadi loper.
Merekomendasikan konten serelevan mungkin--dengan standar yang sulit diukur--adalah tantangan utamanya. Relevan untuk pembaca yang satu, bisa dianggap tak relevan bagi yang lain. Memuaskan semua pihak jelas tujuan utama.
Maka dirilislah loper, chatbot untuk membantu pembaca menemukan konten. Lewat interaksi dengan pembaca, Loper belajar menangkap maksud utama dari lawan bicaranya. Bukan hal mudah, mengingat beragam model percakapan yang tak terduga.
Ia akan terus belajar membedakan respons bila diajak bicara, atau diminta mencarikan informasi tentang suatu topik. Ketika diajak ngobrol ia harus bisa menjawab dengan untaian kata yang relevan, demikian pula ketika dimintai informasi.
Interaksi tersebut, sekaligus untuk mendapatkan umpan balik dari pembaca. Semakin banyak interaksi dengan dialami, akan menjadi bahan pembelajaran bagi mesin di belakang si Loper. Dengan demikian, ia akan semakin "cerdas".
Saat tulisan ini dibuat, ia hadir di laman resmi Beritagar.id, dan di linimasa Twitter sebagai akun bernama @kataloper.

Lewat perangkat gawai, komputer jinjing ataupun komputer meja, Loper hadir di sudut kanan bawah halaman Beritagar.id. Ia akan merekomendasikan secara otomatis artikel lanjutan dari artikel yang sedang Anda baca. Klik saja ikon Loper bila ingin berinteraksi.
Sedangkan kehadiran @kataloper di Twitter, agar proses belajarnya terus berjalan lewat beragam interaksi. Pada tahap awal ini, @kataloper juga menyebar kepingan informasi berdasarkan penelusuran seputar pemberitaan media daring di Indonesia.
Demikian, semoga kehadirannya pun bisa menghibur.